Jakarta, 3 September 2016
Kesuksesan perfiliman di Indonesia saat ini merupakan sebuah hasil dari rangkaian perjalanan panjang. Diawali dengan pembangunan bioskop pertama di Indonesia pada tahun 1900 di daerah Tanah Abang, Film bisu pertama akhirnya di tayangkan dengan judul Loetoeng Kasaroeng pada tahun 1926 yang di sutradarai oleh G. Kruger dan L. Heuveldorp. Sejak saat itu, dunia perfilman di Indonesia telah dimulai. Pada tahun 1980, Perfiliman Indonesia mulai menguasai bioskop-bioskop tanah air dengan film Catatan si Boy, Blok M hingga Petualangan Sherina. Berbagai ajang apresiasi mulai dibentuk untuk meningkatkan semangat kreatifitas produser-produser muda seperti Festival Film Indonesia (FFI).
FFI pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 dan mulai diselenggarakan secara berkesinambungan mulai tahun 1973. Pada tahun 1966, Piala Citra mulai diberikan kepada para nominasi yang memenangkan kategori-kategori tertentu. Pada tahun ini, TRANS TV ingin turut serta memberikan apresiasi kepada perfiliman Indonesia dengan membuat Festival Sinema Indonesia.
Festival Sinema Indonesia merupakan sebuah program yang menyajikan film-film Indonesia. Tayang mulai 5 September 2016, program ini akan memanjakan penonton setiap Senin - Jumat pukul 16.30 WIB. Beberapa film Indonesia terbaik telah disiapkan seperti Habibie & Ainun, Eiffel I’m in Love, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan film-film lainnya.
“Kami ingin memperkenalkan kembali perfilman Indonesia kepada masyarakat. Dengan Festival Sinema Indonesia ini, masyarakat dapat melihat kembali bahwa kualitas film Indonesia semakin membaik dan akan terus berkembang. Kami punya Bioksop TRANS TV yang menayangkan film-film box office dan Sinema Dini Hari yang menayangkan film produksi in-house TRANS TV. Nah, sekarang saat yang tepat untuk memberikan apresiasi juga kepada film Indonesia dengan festival tersebut. Kami berharap akan ada tanggapan baik dari masyarakat”, ucap A. Hadiansyah Lubis selaku Kepala Divisi Marketing Public Relations TRANS TV. (ij)